SELAMAT DATANG. " Karena Anda Kami Ada, Bersama Anda Kami Berkarya ". TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Rabu, 06 Juli 2011

Rizal Djibran



DUNIA seni peran dan dunia tarik suara, agaknya sudah menjadi dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan dari pria ganteng Rizal Djibran. Kendati  Rizal meniti karir dari dunia akting, namun demikian, lelaki yang satu ini sulit meninggalkan hobi menyanyinya.
Untuk membuktikan dirinya keseriusan dalam bernyanyi, aktor kelahiran Malang ini, Sabtu (11/9) kemarin, meluncurkan album dangdut perdananya di D`Best Fatmawati, Jakarta.
"Alhamdulillah, hari ini saya bisa merilis album dangdut perdana saya. Mudah-mudahan album ini bisa diterima baik oleh penggemar musik dangdut di tanah air," terangnya di hadapan para wartawan.
Menurutnya, kiprahnya dalam dunia tarik suara bukan karena aji mumpung. Tetapi, menyanyi, khususnya mempunyai album sendiri, merupakan obsesi lamanya.
"Ini bukan aji mumpung. Tapi keinginan yang sudah lama sekali terpendam. Untuk menunjukkan keseriusan saya menerjuni dunia tarik suara, di album perdana saya ini semuanya merupakan lagu-lagu baru. Bukan dari hasil daur ulang lagu-lagu dangdut lama yang sudah menjadi hits," ungkap pemain sinetron 'BIDADARI' ini.
Album yang berisi 8 tembang ini diciptakan oleh beberapa musisi dangdut ternama, seperti Yayang S, Imam Jund, Amir Ivos, Otip Marissa dan tidak ketinggalan Rizal pun menulis lirik untuk tembang 'Kismiarti'. Selain itu, album yang diproduksi oleh Ridj Production dan HP Record ini dikemas dalam kaset special edition berikut extra VCD yang berisi autobiografi, behind the scene video klip serta video klip teranyarnya, Sport Jantung.
Pada kesempatan tersebut, Rizal bukan hanya meluncurkan albumnya yang bertajuk ANUGRAH, melainkan pula turut unjuk kebolehan dengan mendendangkan beberapa lagu hitsnya. Acara ini juga dimeriahkan oleh para penyanyi serta artis Ade Nurul, Nini Karlina, Yunita Ababil, Sylvana Herman, Tio Duarte, Chyntia Sari serta masih banyak artis lainnya.
Yang menarik di album yang berisikan tembang: Malam Berbintang, Sport Jantung, Kismiarti, Bujang Keren, Oke, Tak Seindah, Kau Jual Aku Beli, serta Cemburu Buta ini, Rizal juga berperan sebagai director untuk video klipnya yang bertajuk Sport Jantung.
Karier
Anak keempat dari lima bersaudara yang lahir dari pasangan Ismed Djibran dan Faridah Baladraf ini telah mengikuti olahraga bela diri Inkai sejak kelas 4 SD. Rizal dengan cepat berhasil meraih Dan 1 saat SMA. Rizal masuk ke dunia model mengikuti ketiga kakaknya, Feriyal, Faris, Fahmi, bergabung dengan Elite Model's, sebuah club model di Malang. Saat itu Rizal masih kelas 1 SMA. Setelah beberapa kali memenangi kontes tingkat lokal, pada tahun 1992 Rizal berhasil menyabet predikat Juara Favorit Top Diesel Indonesia (Majalah Aneka). Setelah itu kariernya terus melejit sampai akhirnya menjadi Abang Jakarta di tahun 1997.
Tahun 1994 menjadi langkah awal Rizal terjun ke dunia sinetron. Pada tahun itu Ia bergabung dengan sanggar teater Kawula Muda pimpinan Aditya Gumay yang sukses dengan produksi Lenong Bocah. Pria berpostur 171 cm dan berat 74 kg ini beruntung karena langsung dipercaya untuk peran pembantu di Lenong Bocah, tidak menjadi figuran terlebih dahulu. Setelah itu, dia pun membintangi beberapa sinetron yang kebanyakan bergenre sinetron laga, antara lain Bulan Bukan Perawan, Permataku, Misteri Gunung Merapi 1,2,3; Tutur Tinular, 2-3; Angling Darma, Damar Wulan, Sejuta Rasa Sayang, dan Mencintaimu.
Tak hanya seni peran, Rizal juga menjajal seni tarik suara. Album perdana Rizal bertajuk Anugrah (2004) bergenre dangdut dan berisi 8 tembang.
Selain itu, album yang diproduksi oleh Ridj Production dan HP Record ini dikemas dalam kaset special edition berikut ekstra VCD yang berisi autobiografi, behind the scene video klip, serta video klip lagu, "Sport Jantung".

Penghujung tahun 2007, Rizal memulai debutnya dalam layar lebar dengan membintangi film kolosal Tuanku Imam Bonjol berperan sebagai Imam Bonjol. Selain Rizal, film ini menampilkan bintang-bintang muda maupun senior, di antaranya Kiki Amalia, Marcellino, HIM Damsyik, Ray Sahetapy, juga penyanyi dangdut Tessa Mariska, dan pelawak Ginanjar.
Pendidikan
Meski disibukkan dengan aktivitas di dunia hiburan, Rizal berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat strata 1 dalam waktu 6 tahun. Rizal yang mengambil jurusan Hubungan Internasional Fakultas Sos-Pol Universitas Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Jakarta ini berhasil menyelesaikan skripsinya yang bertajuk "Hubungan Bilateral Indonesia-Australia dalam Perjanjian Celah Timor" dengan nilai C- di tahun 2002.
Kehidupan sosial
Di awal tahun 2005, Rizal bersama beberapa artis lain seperti Cut Keke, Nova Eliza, dan Gugun Gondrong menjadi relawan medis di Aceh yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh di penghujung tahun 2004.[4]
Kontes
  • Peragawan Thropy Okky Asokawati, 1991
  • Top Diesel Indonesia, 1992
  • Bintang Matahari, JA-TIM, Runner up 3, 1993
  • Top Model JA-TIM, Foto Model Terbaik, 1993
  • Top Model Mitra JA-TIM, 1993
  • Cover Guest Aneka, Runner up 2, 1993
  • Bintang Matahari, JA-TIM, Runner up 2, 1994
  • Model Gabriel, JA-TIM, 1994
  • Abang Jakarta, Wakil 2, 1997
Film & Sinetron



  • Lenong Bocah, 20 Episode, TPI, 1994-1995
  • Jin & Jun, versi awal, 20 Episode, RCTI
  • Menjelang Gerbang Pernikahan, Indosiar, 1996
  • Cintailah Aku, Indosiar, 1996
  • Si Manis Jembatan Ancol, RCTI, 1996-1997
  • Selendang Sutra Biru, Indosiar, 1997-1998
  • Takdir, 1997
  • Bulan Bukan Perawan, 1998
  • Olga Sepatu Roda, Indosiar, 1997-1998
  • Permataku, RCTI, 1998
  • Misteri Gunung Merapi 1,2,3, 1999-2001
  • Tutur Tinular, 2-3, 1999-2000
  • Angling Darma, 2001
  • Damar Wulan, SCTV, 2002
  • Sejuta Rasa Sayang, SCTV, 2001
  • Mencintaimu, SCTV, 2001-2002
  • Belaian Sayang, Indosiar, 2002 
  • Bidadari 2, RCTI, 2002

Selasa, 05 Juli 2011

Rano Karno



Si Doel, Wabup Tangerang

Aktor terkenal, pemeran utama sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini dipilih rakyat menjabat Wakil Bupati Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten periode 2008-2013. Pria kelahiran 8 Oktober 1960 ini akrab dipanggil Bang Doel (Si Doel). Sebagai seorang pejabat, dia kini lebih memikirkan kepentingan rakyatnya dan memvakumkan keartisan.

Rano Karno terlihat berupaya fokus dalam menjalankan tugasnya. Sebagai Wakil Bupati, dia lebih banyak memikirkan hal-hal yang menyangkut kesejahteraan warganya. Menurutnya, Tangerang sebagai kota industri juga menjadi sasaran pendatang dari berbagai daerah sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Dia pun menghentikan sementara semua kegiatan keartisannya.

Namanya melejit setelah menyutradarai sekaligus membintangi sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Senetron dengan soundtrack  "Anak betawi ketinggalan zaman, katenye" (Judul Si Doel Anak Betawi), itu sangat menarik perhatian pemirsa televisi kala itu. Sinetron cukup kuat mengangkat citra betawi yang selama ini tertinggal.

Sebelum sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Rano Karno sempat membintangi film Si Doel Anak Betawi (1972) karya Sjumandjaja yang diangkat dari cerita aman Datoek Madjoindo. Film ini pula sebagai awal kesuksesan Rano di dunia perfilman. Selama 37 tahun bergelut dalam dunia keartisan, Rano telah meraih berbagai penghargaan. Antara lain: Pemain Anak Terbaik FFI 1974 (Surabaya) dalam Film "Rio Anakku; Pemain Anak Terbaik Asia Pasisfik FFA 1974 (Taiwan) dalam Film "Dimana Kau Ibu; Pemain Terbaik FFI 1980 (Jakarta) dalam Film Taksi. Juga Pengahragaan TV sebagai Tokoh Televisi 1995; Sutradara Terbaik; Pemain Terbaik; Sinetron Terbaik "Si Doel Anak Sekolahan

Suami dari Dewi Indriati dan ayah dari Raka Widyarma dan Deanti Rakasiwi, ini juga pernah menjabat Anggota MPR Periode 1997-2002 dan dipercaya menjadi Duta Besar UNICEF untuk Indonesia Tahun 2002.

Sebagai produser film melalui Karnos Film, Rano Karno selain memproduksi Si Doel Anak Sekolahan juga memproduksi sinetron Kembang Ilalang dan Usaha Gawat Darurat. Sebelumnya, ia juga bernyanyi. Lagunya yang cukup terkenal pada era 1980-an adalah Kau yang Kusayang dan Bukalah Kacamatamu.

Keartisannya menitis dari ayahnya Soekarno M. Noer, seorang aktor kawakan. Dua saudaranya juga menjadi artis yakni Tino Karno dan Suti Karno. Sejak berusia sembilan tahun, Rano sudah diikutkan ayahnya membintangi film Lewat Tengah Malam, memerankan tokoh anak. Lalu Sjuman Djaja melejitkan namanya denga memberinya kepercayaan sebagai bintang utama
film Si Doel Anak Betawi (1972).


Menyusul, ia membintangi film Rio Anakku (1973). Melalui fil ini, Rano memperoleh penghargaan Aktor Harapan I PWI Jaya (1974). Dalam Festifal Film Asia 1974 di Taipei, Taiwan, ia meraih hadiah The Best Child Actor. Kemudian, Rano membintangi film dalam peranan dewasa lewat film Wajah Tiga Perempuan (1976), Suci Sang Primadona (1977), Gita Cinta dari SMA (1979). Selain punya bakat berakting, Rano Rano pun belajar akting di East West Player, Amerika Serikat.

Sebelum terpilih menjadi Wakil Bupati Tangerang mendampingi Bupati Ismet Iskandar pada Pilkada Tangerang 2008, Rano pernah diwacanakan menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta pada awal tahun 2007. Namun tiba-tiba ia dan keluarga Si Doel muncul di iklan yang mendukung Fauzi Bowo. 

Film 

Malin Kundang (1971); Lingkaran Setan (1972 ); Tabah Sampai Akhir (1973); Si Doel Anak Betawi (1973); Yatim (1973); Rio Anakku (1973); Di Mana Kau Ibu (1973); Si Rano (1973); Romi dan Juli (1974); Jangan Biarkan Mereka Lapar (1974); Perawan Malam (1974); Anak Bintang (1974); Ratapan Si Miskin (1974); Senyum Dipagi Bulan September (1974); Senyum dan Tangis (1974).

Sebelum Usia 17 (1975); Tragedi Tante Sex (1976); Wajah Tiga Perempuan (1976); Semau Gue (1977); Suci Sang Primadona (1977); Musim Bercinta (1978); Pelajaran Cinta (1979); Anak-Anak Buangan (1979); Buah Terlarang (1979); Gita Cinta dari S.M.A (1979); Remaja di Lampu Merah (1979); Puspa Indah Taman Hati (1979); Remaja-Remaja (1979);
Nikmatnya Cinta (1980); Roman Picisan (1980); Selamat Tinggal Masa Remaja (1980); Selamat Tinggal Duka (1980); Kembang Semusim (1980); Nostalgia di S.M.A (1980); Tempatmu di Sisiku (1980); Yang Kembali Bersemi (1980); Kisah Cinta Tommi dan Jerri (1980); Kau Tercipta Untukku (1980); Aladin dan Lampu Wasiat (1980); Senyummu Adalah Tangisku (1980);

Bunga Cinta Kasih (1981); Mawar Cinta Berduri Duka (1981); Detik-Detik Cinta Menyentuh (1981); Dalam Lingkaran Cinta (1981); Yang (1984); Asmara di Balik Pintu (1984); Untukmu Kuserahkan Segalanya (1984); Ranjau-Ranjau Cinta (1985); Tak Ingin Sendiri (1985); Kidung Cinta (1985); Yang Masih di Bawah Umur (1985); Pertunangan (1985); Anak-Anak Malam (1986); Merangkul Langit (1986); Di Dadaku Ada Cinta (1986); Opera Jakarta (1986); Blauw Bloed (1986); Bilur-Bilur;

Penyesalan (1987); Arini, Masih Ada Kereta Yang Lewat (1987); Macan Kampus (1987); Dia Bukan Bayiku (1988); Arini II (1988); Sumpah Keramat (1988); Adikku Kekasiku (1989); Taksi (1990); Perasaan Perempuan (1990); Suamiku Sayang (1990); Sejak Cinta Diciptakan (1990); Pagar Ayu (1990); Taksi Juga (1991); Bernafas Dalam Lumpur (1991); Perawan Metropolitan (1991); Sekretaris (1991); Kuberikan Segalanya (1992); Selembut Wajah Anggun (1992); dan Kembali Lagi (1993).

Sinetron

Si Doel Anak Sekolahan 1-6; Si Doel Anak Gedongan; Gita Cinta Dari SMA; Puspa Indah Taman Hati; Pelangi Di Hatiku; Maha Kasih (episode Putus Asa Itu Dosa); dan Jomblo. 

Roy Marten


Wicaksono Abdul Salam lebih dikenal sebagai Roy Marten, lahir di SalatigaJawa Tengah1 Maret 1952 (59 thn) adalah seorang aktor Indonesia yang terkenal di tahun 1970-an sampai awal 1980-an.
Roy memulai kariernya sebagai peragawan di Salatiga. Roy pernah memenangkan King Boutique di Jawa Tengah, baru hijrah ke Jakarta. Roy merupakan anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Abdul Salam dan Nora. Putra pertama adalah Rudy Salam (artis), kedua Melani Kusuma (wiraswata katering di Jakarta), ketiga Roy Marten, keempat Eri Salam (notaris di Semarang), lalu Ronny Salam (wiraswata koperasi simpan pinjam), dan si bungsu Chris Salam (pengacara dan artis).
 Zaman keemasan Roy adalah di tahun 1977 saat dikenal sebagai salah satu dari kelompok bintang "The Big Five", terdiri dari: Yati OctaviaRobby SugaraDoris CallebauteYenny Rachman, dan Roy Marten. Disebut demikian karena kelimanya menentukan honor terbesar saat itu, Rp 5 juta, sekali main film. Tahun 1977 pula tercatat Roy membintangi film terbanyak sepanjang kariernya.).
Setelah industri film nasional 'pingsan', Roy beralih ke layar kaca dan membintangi beberapa sinetron, antara lain Bella Vista I, II, dan III serta Kupu-Kupu Kertas dan Hanya Kamu.

Senin, 04 Juli 2011

Yati Octavia

Yati Octavia lahir di Jakarta20 Oktober 1954 (umur 56 tahun) adalah satu pemeran seniorIndonesia di era 80-an. Ia adalah istri dari pemeran senior Indonesia lainnya Pangky Suwito. Pada era emas film Indonesia, artis Yati Octavia adalah artis terlaris dan termahal. Dia sempat dijuluki si ratu film karena banyak penggemarnya.
Untuk setiap film ia sempat menerima honor lebih dari 5 juta rupiah bersama dengan aktor Roy MartenRoby Sugara, Yenny Rachman dan Doris Callebaute. Film yang paling menghebohkan adalah film Rahasia Perkawinan, karena Yati Octavia bersedia untuk digundul kepalanya. Octavia mempunyai seorang putera pertama (Tesar) dari perkawinan dengan almarhum Syamsudin dan tiga putra dengan suami kedua Pangky Suwito.
Ia sampai sekarang masih aktif di film-film sinetron. Putra dari (pasangan artis ini) Raden Adriya Octaviano (andri) menikah dengan Rahmaniyah Fauziah (Nia) 2004. Dikaruniai seorang putri bernama Raden Ajeng Alika Nurazizah. Kemudian bercerai di tahun 2006.

Mantan Ketua Umum PARFI Periode 2006 - 2010



Jenny Rachman (52) adalah seorang pemeran Indonesia. Wanita berdarah Aceh dan Tionghoa-Madura ini mengawali kariernya sebagai bintang iklan, model foto, dan peragawati sejak usia 14 tahun. Film awal debutnya Ita Si Anak Pungut(1973) arahan Frank Rorimpandey dan debut memerani peran utama lewat film Rahasia Gadis (1975). Keseriusannya dalam film telah ditunjukkan dengan diraihnya 2 Piala Citramelalui Kabut Sutra Ungu (1979) arahan sutradara Sjumandjaja dalam FFI 1980 dan Gadis Marathon (1981) arahan Chaerul Umam pada FFI 1982.
Yenny yang pada akhir tahun 70-an dikenal sebagai salah satu bintang dari The Big Five(selain Roy Marten, Doris Callebaute, Yati Octavia dan Robby Sugara) juga dinilai sebagai aktris yang lengkap. Dia bisa menjadi magnet layar yang menghasilkan box office bagi film-filmnya, sekaligus memberikan akting yang mampu diapreasiasi kritikus. Oleh karena itu wanita ini diberi gelar "The Queen of Indonesian Cinema" oleh kalangan industri film Indonesia. Meski tidak lagi aktif bermain film, Yenny tetap aktif di dunia keartisan. Melalui kongresPARFI 2006, Yenny terpilih sebagai ketua umum organisasi aktor dan aktris film Indonesia untuk periode 2006-2010, mengantikan Eva Rosdiana Dewi.
Yenny pernah menikah dengan Budi Prakoso (adik Setiawan Djodi). Setelah itu, Yenny menikah dengan Niti Yudowahyo, blesteran Indonesia-Australia. Sayang pernikahan ini berakhir pada 11 Desember 2007. Tak lama menjanda, pada tanggal 18 April 2008, Yenny resmi disunting oleh Supradjarto, salah seorang direksi Bank BRI. Dalam pernikahan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin bertindak sebagai wali hakim mempelai putri, sedangkan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto menjadi saksi pernikahan. Saat ini Yenny tengah mempersiapkan kembalinya ke film Indonesia dengan menjadi produser film yang mengambil tema tentang Kartini.